yang telah melahirkan kami kedua ini
yang telah terkuras peluh dan air matanya demi kami...
engkau pahlawan diatas pahlawan..
yang rela mati ketika melahirkan kami
tak punya banyak balas untukmu..
hanya do'a dan bakti kami yang lusuh ...
dan terkadang kami durhaka padamu
terkadang kami membentakmu hungga melukai hatimu begitu dalam..
tapi engkau selalu tersenyum dengan tetap memberi dekapan hangat untuk kami yang tak tau diri..
"ibu takkan pernah anakku,karena ibu sayang kamu nak"
ibu.. betapa kami telah menyia-nyiakamu..
izinkan kami bersujud dikakimu..
sebelum nyawa Direnggut mati..
IBUKarya D. Zawawi Imron
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar