Seperti angin yang membisiki pagi
lagi-lagi kutemui kau dipertigaan rindu
kembalilah segera ke hatiku
siang kan segera lahir
lalu, membungkusmu dalam rinai kenang desember
seperti dingin hari ini
tak hengkang waktu menyebut namamu, laki-lakiku
dengan secangkir kopi resah dan kue rindu
menunggu menjadi agenda yang tak absen selepas subuh
kau laki-lakiku
kemarilah ...
kita nyanyikan lagi tembang-tembang moyang kita
sebelum anyar pagi direnggut matahari
lalu, kita semanyam dalam sesal yang tak rapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar