Teman
: aku punya beberapa pertanyaan dan jawabannya adalah apa yang pertama kali
kamu pikirkan. Siap ?
Aku
: siap !
Teman
: menurutmu, apa arti dari nama Hilyatun Nurlailiyah ?
Aku
: Hiasan cahaya malam.
Teman
: apakah dirimu sesuai dengan arti nama itu ?
Aku
: jawaban itu ada padamu.
Teman
: apa hal terindah dalam hidupmu ?
Aku
: Hujan. Karna hujan selalu berikan kita harapan baru. Sahabat paling nyaman ,
God’s paint is in the sky…
Teman
: kamu percaya Tuhan ?
Aku
: Ya. Aku percaya pada Tuhan.
Teman
: kamu percaya tentang apa yang ditakdirkan Tuhan ?
Aku
: Ya. Aku memang tidak bisa mengubah arah mata angin. Tetapi, aku bisa belajar
mengubah arah layar perahuku.
Teman
: apakah kamu pernah memimpikan hidup lebih bahagia ?
Aku
: aku sudah bahagia selama satu tahun ini, dan itu bukan mimpi.
Teman
:menurutmu, siapakah yang disebut pemimpi ?
Aku
: pemimpi justru seorang realis tapi berada di tengah masyarakat yang abstrak.
Teman
: apakah kamu takut sengsara ?
Aku
: untuk apa aku menakuti hal yang pernah aku alami ?
Teman
: apa hal yang paling kamu takuti dalam hidup ?
Aku
: kesepian dan menjadi sesuatu yang Nggak berguna.
Teman
: kepada siapa kamu mencintai ?
Aku
: pada mereka yang membutuhkan cinta.
Teman
: Jodoh dan takdir, kau tau ?
Aku
: Jodoh. Jodoh harus diperjuangkan agar menjadi takdir. Jodoh Cuma setengah
dari takdir. Maka, carilah takdir, bukan cari jodoh. Jodoh itu pilihan,
termasuk mempertahankannya atau melepaskannya dengan persetujuan dari Tuhan.
Sedangkan takdir adalah hak prerogatif Tuhan yang tidak dapat diganggu gugat.
Apa yang ada pada Tuhan akan diberikan kepada mereka yang menjemput, yaitu
mereka yang meminta dan berusaha. Karena jangan lupa, ketika Tuhan menciptakan
sesuatu, Ia juga menciptakan takdirnya. Itulah mengapa banyak dari mereka yang
akhirnya berpisah karena mereka meminta jodoh, bukan meminta takdir mereka.
Teman
: jodoh harus diperjuangkan agar menjadi takdir. Beruntunglah aku yang tidak
tau kemudian tau daripada mereka yang tau tapi pura-pura tidak mengetahuinya.
Aku akan selalu mengingat itu.
Aku
: Iya.
Teman:
Menurutmu, apa arti hari-hari yang selama ini kamu jalani ?
Aku : Bagiku, pagi hari adalah waktunya
memulai, siang hari adalah waktunya berproses, dan malam hari adalah waktunya berterima kasih.
Teman
: Pada siapa kamu berterima kasih ?
Aku : Pada kehidupan…
Teman
: Lalu ?
Aku
: Pada udara… dan yang terakhir, pada Tuhan.
Teman : Kenapa Tuhan yang terakhir ?
Aku
: Karena semua yang ada di bumi akan berpulang pada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar