Yang
kita butuhkan bukanlah yang sempurna, melainkan yang tepat
Yang
kita butuhkan hanya Tuhan meridhai untuk kita, dua manusia yang berjodoh
Aku
menyembunyikan namamu dari hingar bingar orang. Mendekap bayangmu dalam bilik
yang terkunci rapi. Mencandaimu dalam bingkai malu yang masih kumiliki seperti
pagar yang membatasi halaman dengan jalanan.
Sebab
ke Tak halalan ini membuatku sadar.
Aku tak ada kaitan apapun denganmu. Ijab adalah jembatan yang menghubungkan
jiwaku dan jiwamu, mengharmonikan getar nada yang tadinya sumbang menjadi penuh
cita rasa.
Dan
alasan jika aku masih sembunyi di balik
tirai. Memandangmu dari jauh dengan mata tunduk. Sebab kita masih bukan
siapa-siapa. Kita tak terikat apa-apa. Tuhan masih menangguhkan hati kita,
Ingin tau seberapa susah payahnya aku menjaga hati untukmu dan kamu menjaga
hati untukku. Kamu sebagai si empunya Tulang rusuk dan Aku sebagai peminjamnya,
tak usah takut, tak kan tertukar.
Jangan
ragu wahai Kamu..
Tuhan
tau yang kita mau, tapi belum cukup
waktu
Tuhan
tau yang kita mau, tapi harus sabar dulu..
Biar
mata tak bertemu, Doa menyatu. Jodohku.
untuk pengertian tak terbatasmu. Doa yang
selalu bernapas. Desau yang mengibarkan kesungguhanmu menjaga hati. Kesungguhanmu
berharap pada yang satu.
Allah-pun
mengerti betapa kita saling ingin memiliki, berbagi lalu bercreita semalam
suntuk tanpa henti, bersamamu sudah jadi mimpi-mimpi malam-malamku kemaren.
Saat akhirnya sumpah
terucap, bukankah aku dan kamu akan menjadi kita, dan kamu jadi pakaianku, aku
jadi pakaianmu?
Bukan untuk sesiapa lagi : cukup kamu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar