“Dalam hidup Nggak ada jaminan putus bahagia, Nggak ada
kepastian buat apapun.
Setiap orang bisa terlempar jauh dari kotak rasa nyamannya,
secara tiba-tiba.”
Kita
memang hidup dalam sekat-sekat, pemetakan, pelabelan, dan saat label dicabut,
kita bukan siapa-siapa lagi. Tuhan nggak pernah buru-buru,, Ia selalu tepat
waktu. Itu saja, jadi obat penenang di saat tak ditemukan di apotek manapun
obat berbentuk kapsul, bubuk atau semacamnya sebagai obat penenang paling
ampuh. Believe it.
Sekarangpun, saat kita merasa Nggak ada harapan untuk terus
berharap dalam hal sama seperti yang lalu, toh pada akhirnya harus mengelus
dada sendiri, mengingat betapa yang namanya “kenyataan” Nggak bisa kita terima
dengan senang hati. Tapi dalam hidup juga nggak ada jaminan untuk terus
bahagia, perlu ingat itu.
Kita
ada dalam jaring-jaring yang namanya “Taqdir” Tuhan, bagaimanapun mau menolak,
kita harus tetap melaluinya dengan satu demi satu, nggak mungkin langsung
lompat pada bagian dimana kita merasa lebih nyaman dengan jalan lain. Sekalipun
kita merasa dengan jatuh cinta kita utuh sebagai diri-sendiri. Ngomongin cinta
dan paket bahagia plus sakit hati, nggak di jual terpisah.
Atas hal-hal yang nggak mampu di
terima akal, kita memang harus menggunakan hati sekali-kali, untuk mengerti,
untuk menerima jatah yang barangkali terasa seperti tamparan keras
berkali-kali, atau tak jarang selayak hantu, dan merasa baru saja bangun dari
mimpi paling buruk sepanjang malam. Ini yang sering disebut “sakit hati”. Dan
saat begini, yang dibutuhkan adalah tertawa lepas, membuang jauh-jauh masalah
sebesar apapun. Dan segera menyadari Tuhan kita lebih besar, walaupun sulit
masih menerima. Ikhlas itu berat, tapi wajib. Katanya J selain ketabahan, apalagi
yang mampu diajarkan kehilangan? Kurasa menghargai kehadiran lebih awal. Absurd
lagi-lagi. Setidaknya dengan mencintainya kita belajar kesabaran.
Perlu kita tau, saat kita merasa
nggak ada lagi harapan, kita seperti mambanting pintu di depan Tuhan. Tak
jarang nyaris kita di buat gila, ah.. betapa kekuatan cinta amat berpengaruh
pada kesehatan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar