Oleh : Aku Hilya Nurlailiyah
Sebab pagi adalah serimpun rindu dalam matamu yang mengharu
Maka, marilah kita bertatap
Lalu baur dalam satu peluk biru dibawah hujan yang menggebu-gebu
Akulah itu, perempuan yang menungguimu dalam senyap sepi lalu lalang rindu
Kaulah itu, laki-laki yang ditunggu
Pada pagi,
Pada malam,
Pada setiap hari yang selalu sampai pagi lagi
Taulah, laki-laki
Aku selalu ingin bangun lebih pagi
Agar mampu mencintaimu lebih dulu daripada matahari
ah, sebab pagi adalah serimpun rindu dalam matamu yang mengharu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar