Aku: Aku tidak pantas untukmu.
Kau: Kenapa?
Aku: Kau dari orang terpandang, sedangkan aku...
Kau: Aku dan Tuhan selalu memandangmu, apa lagi?
Aku: Kau pintar, kau punya banyak penggemar.
Kau: Penggemar? Aku tidak butuh mereka, aku hanya
butuh pendamping dan pembimbing untuk anak-anakku kelak.
Aku: Aku tidak terlalu menguasai agama.
Kau: Kita bisa mendalaminya bersama-sama.
Aku: Aku tidak cantik. Tidak seperti mereka...
Kau: Tuhan akan marah jika mendengar perkataanmu
tadi, justru aku memilihmu karena kau tidak mengobral kecantikanmu.
Aku: Kau ini kenapa? Sudah kubilang aku ini tidak
pantas, kita ibarat bumi dan langit. Terlalu banyak perbedaan.
Kau: Perbedaan membuat kita lengkap.
Aku: Kau terlalu sempurna.
Kau: Belum. Akan sempurna jika kau ada.
Aku: Cukup. Saya tidak mau dengar lagi.
Kau: Seribu bunga tak mampu membuat kamu berlembut
juga?
Aku: Temuilah ayah saya. Itu lebih berharga dari
seribu bunga dan ungkapan cinta.
“Jika datang kepada kamu seorang lelaki yang engkau
ridhoi agamanya dan akhlaknya untuk meminang perempuan kamu maka nikahkanlah
dia jika tidak kamu lakukan demikian maka akan timbul fitnah dan kerusakan.”
(HR Tirmidzi).
Imam Thabrani meriwayatkan dari Anas bin Malik,
bahawa Rasulullah bersabda:
“Barang siapa menikah wanita kerana jabatannya, maka
Allah hanya akan menambah kehinaan, barang siapa menikah kerana hartanya, maka
Allah tidak akan menambah kecuali kefakiran, barang siapa menikahi wanita
kerana nasab, maka Allah hanya akan menambah kerendahan. Dan barang siapa yang
menikahi wanita kerana inigin menutupi (kehormatan) matanya, membentengi farji
(kemaluan)nya, dan mempererat silaturrahim, maka Allah SWT akan memberi
barakah-Nya kepada suami istri tersebut”
#Repost :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar