"kita sepatutnya minta pada
Allah bukanlah keringanan ujian tetapi sedikit pinjaman kekuatan untuk
menghadapi ujian"
#Kekecewaan adalah tamu yang sering
mampir dikehidupan kita, ia tak ubahnya ombak yang tidak pernah lelah
mengunjungi pantai, terus berdatangan, bergemuruh laksana gelisahnya lautan dan
gelombang disamudera kehidupan ini.
Namun perahu itu harus kita kayuh, karena kita telah meninggalkan pantai yang indah itu dulu, dimasa remaja atau masa yang mengikutinya. Sekarang kita harus melaju, meski tidak ada lagi bekal dan semangat. Cinta yang dulu dibangun mungkin telah pudar, namun lihatlah..
Harapan itu masih ada. Dari cahaya itu kita bisa menyalakan kembali lilin-lilin lain untuk menerangi dan menemani bintang-bintang yang diam. Dan kita tatap langit. . ia masih luas. Tataplah dunia dan cari ujungnya, maka jawabannya adalah kematian.
Dengan mengarungi samudra kehidupan ini, artinya kita sedang berlayar menuju kematian kita. Haruskah kita terhenti dan membiarkan waktu menyeret kita?
Jika masalah adalah tamu yang sering berkunjung dihati kita, maka ketahuilah bahwa kekecewaan adalah buah dari pohon harapan yang pernah kita tanam di tanah yang salah. Dan sebenarnya masa itu sudah berlalu..
Jauh...
Jauh sekali, dan..
Selain rumput-rumput dan bekas bunga indah yang sekarang berubah menjadi kekecewaan itu, sebenarnya jika kita telaah disanan ada buah yang disebut hikmah.
Ah..
Apalah hikmah, apalah kisah jika ada hati yang terluka?
Haruskah luka itu dipelihara atau dihempaskan saja?
Atau inikah pertentangan?
Pertentangan dua rasa yang saling mengadu dan tidak mau bertemu. Seuntai kisah yang menjadi rantai. Rantai yang menjerat kaki kita untuk melangkah lagi. Cara terbaik adalah memutusnya, karena rantai kebiasaan itu terlalu sulit untuk dirasakan hingga ia terlalu sulit untuk diputus.
HEMPASKAN SAJA KE PANTAI..
Biarkan ia menjadi ombak yang beriak, atau gemuruh berkecamuk di tebing-tebing sepi. Karena perahu itu harus terus berlayar kedepan tanpa menoleh lagi si masalalu, seindah apapun ia.
Semoga nanti bertemu dipantai lain yang berkekalan.
"Tidak usah bersusah payah memohon untuk mengubah takdir, namun berdo'alah agar hati kita ridhaaaa dengan takdir-Nya yang maha gagah".
REHAB HATI.
Namun perahu itu harus kita kayuh, karena kita telah meninggalkan pantai yang indah itu dulu, dimasa remaja atau masa yang mengikutinya. Sekarang kita harus melaju, meski tidak ada lagi bekal dan semangat. Cinta yang dulu dibangun mungkin telah pudar, namun lihatlah..
Harapan itu masih ada. Dari cahaya itu kita bisa menyalakan kembali lilin-lilin lain untuk menerangi dan menemani bintang-bintang yang diam. Dan kita tatap langit. . ia masih luas. Tataplah dunia dan cari ujungnya, maka jawabannya adalah kematian.
Dengan mengarungi samudra kehidupan ini, artinya kita sedang berlayar menuju kematian kita. Haruskah kita terhenti dan membiarkan waktu menyeret kita?
Jika masalah adalah tamu yang sering berkunjung dihati kita, maka ketahuilah bahwa kekecewaan adalah buah dari pohon harapan yang pernah kita tanam di tanah yang salah. Dan sebenarnya masa itu sudah berlalu..
Jauh...
Jauh sekali, dan..
Selain rumput-rumput dan bekas bunga indah yang sekarang berubah menjadi kekecewaan itu, sebenarnya jika kita telaah disanan ada buah yang disebut hikmah.
Ah..
Apalah hikmah, apalah kisah jika ada hati yang terluka?
Haruskah luka itu dipelihara atau dihempaskan saja?
Atau inikah pertentangan?
Pertentangan dua rasa yang saling mengadu dan tidak mau bertemu. Seuntai kisah yang menjadi rantai. Rantai yang menjerat kaki kita untuk melangkah lagi. Cara terbaik adalah memutusnya, karena rantai kebiasaan itu terlalu sulit untuk dirasakan hingga ia terlalu sulit untuk diputus.
HEMPASKAN SAJA KE PANTAI..
Biarkan ia menjadi ombak yang beriak, atau gemuruh berkecamuk di tebing-tebing sepi. Karena perahu itu harus terus berlayar kedepan tanpa menoleh lagi si masalalu, seindah apapun ia.
Semoga nanti bertemu dipantai lain yang berkekalan.
"Tidak usah bersusah payah memohon untuk mengubah takdir, namun berdo'alah agar hati kita ridhaaaa dengan takdir-Nya yang maha gagah".
REHAB HATI.
#Bukankankah kecewa itu penebus dosa, Tuhan ?
Aku Titip Hatiku saja, tuhan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar