Suatu hari, seorang anak gadis berkata kepada ibunya,
"Ibu, bagaimana memilih pasangan hidup yang baik itu?"
Si ibu dengan bijak menjawab, "Anakku, jangan kau menikahi seorang lelaki hanya karena ketampanannya, kelak akan kau akan kecewa, karena ia pasti akan tua. Jangan pula memilihnya hanya karena dia dikagumi banyak wanita, karena kau belum tahu apa kekurangannya. Tidak pula karena kekayaannya, karena kekayaan tidak pernah kekal. Tapi pilihlah dia karena akhlaknya yang mulia. Pilihlah dia karena imannya."
"Lalu bagaimana ingin tahu dirinya akan membuatku bahagia, padahal belum tentu dia kaya, tampan atau terkenal?" tanya sang anak.
"Nak, ketampanan dan kecantikan ada pada hati yang merasa. Kaya ada pada hati yang Qonaah. Terkenal di hadapan manusia belum tentu mulia di hadapan-Nya." jawab sang ibu.
Si anak gadis itu dengan serius mendengarkan penjelasan dari ibunya, sementara sang ibu melanjutkan untaian kata-kata nasehat, "Perbaikilah akhlakmu, perbaharuilah niatmu, kuatkan imanmu, perbanyak amalmu. Lalu jika hari itu tiba, terimalah pemuda yang berani melamarmu. Setidak-tidakny a dia berniat baik kepadamu, bukan menggodamu. Namun karena keinginannya menjaga kesucian cinta. Kau tentu boleh memilih, namun ingatlah, jika kau alihkan cintamu pada harta, ketampanan, juga keturunannya, maka kamu pasti akan kecewa. Karena boleh jadi itu hanya topeng darinya."
"Istikharahlah. .. Dan jika pilihanmu mantap padanya, menikahlah karena itu adalah sebaik-baik penawar fitnah. Kau akan rasakan kebahagian karena memenangkan Allah dalam pilihanmu."
"Rasakanlah cinta bersamanya, kelebihannya membuatmu tersenyum bahagia, kekurangannya akan menjadi bibit-bibit cinta diantara kalian. Karena kalian tercipta untuk saling mengisi, saling memperbaiki akhlak."
"Semangatilah langkahnya, kukuhkan semangat juangnya. Arungi bahtera rumah tangga dengan senyum CERIA. Kelak, didiklah anak-anakmu untuk menjadi pejuang yang setia pada cinta yang mulia. Lahirkan keturunan yang kuat tauhidnya, mulia akhlaknya, kukuh imannya. Dan kelak, ibumu ini akan bahagia menimang cucu seorang pejuang sejati.. Insya Allah.." ujar si ibu menutup untaian kata-kata nasehatnya.
Si ibu dengan bijak menjawab, "Anakku, jangan kau menikahi seorang lelaki hanya karena ketampanannya, kelak akan kau akan kecewa, karena ia pasti akan tua. Jangan pula memilihnya hanya karena dia dikagumi banyak wanita, karena kau belum tahu apa kekurangannya. Tidak pula karena kekayaannya, karena kekayaan tidak pernah kekal. Tapi pilihlah dia karena akhlaknya yang mulia. Pilihlah dia karena imannya."
"Lalu bagaimana ingin tahu dirinya akan membuatku bahagia, padahal belum tentu dia kaya, tampan atau terkenal?" tanya sang anak.
"Nak, ketampanan dan kecantikan ada pada hati yang merasa. Kaya ada pada hati yang Qonaah. Terkenal di hadapan manusia belum tentu mulia di hadapan-Nya." jawab sang ibu.
Si anak gadis itu dengan serius mendengarkan penjelasan dari ibunya, sementara sang ibu melanjutkan untaian kata-kata nasehat, "Perbaikilah akhlakmu, perbaharuilah niatmu, kuatkan imanmu, perbanyak amalmu. Lalu jika hari itu tiba, terimalah pemuda yang berani melamarmu. Setidak-tidakny a dia berniat baik kepadamu, bukan menggodamu. Namun karena keinginannya menjaga kesucian cinta. Kau tentu boleh memilih, namun ingatlah, jika kau alihkan cintamu pada harta, ketampanan, juga keturunannya, maka kamu pasti akan kecewa. Karena boleh jadi itu hanya topeng darinya."
"Istikharahlah. .. Dan jika pilihanmu mantap padanya, menikahlah karena itu adalah sebaik-baik penawar fitnah. Kau akan rasakan kebahagian karena memenangkan Allah dalam pilihanmu."
"Rasakanlah cinta bersamanya, kelebihannya membuatmu tersenyum bahagia, kekurangannya akan menjadi bibit-bibit cinta diantara kalian. Karena kalian tercipta untuk saling mengisi, saling memperbaiki akhlak."
"Semangatilah langkahnya, kukuhkan semangat juangnya. Arungi bahtera rumah tangga dengan senyum CERIA. Kelak, didiklah anak-anakmu untuk menjadi pejuang yang setia pada cinta yang mulia. Lahirkan keturunan yang kuat tauhidnya, mulia akhlaknya, kukuh imannya. Dan kelak, ibumu ini akan bahagia menimang cucu seorang pejuang sejati.. Insya Allah.." ujar si ibu menutup untaian kata-kata nasehatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar