Selamat Jalan Guru…
Dalam Rindu yang tersemai Indah tawadu’mu
Dalam Cinta yang turut berkabung saat segala penjuru
mengumandangkan namamu.
Ada sakit. Menyesak. Lalu meruang.
Aku limpung. Hanya bersimpuh saat otot tak lagi menegang
seperti biasanya.
Dimana Hari ini tiba-tiba Isak tanpa suara menjadi “intrumen”
paling memilukan dikotaku. Kota kami.
Selamat Jalan guru..
Tak banyak yang dapat kami persembahkan untuk mengantarkan
Kepulangan abadimu.
Selain Do’a dan air mata yang mengucur bagai hujan
bermusim-musim tanpa jeda.
Selamat jalan, Guru. Selamat Bahagia..
Kami mencintaimu, tapi Tuhan lebih mencintai hingga Ia ingin
segera bertemu denganmu.
Selamat jalan, Guru..
Selamat Jalan, Ayah.
Selamat Jalan, Pahlawan..
Selamat Jalan. Kyai…
Damailah. Tenanglah. Guru..
Sebab Tuhan telah janjikan tempat terbaik untukmu, Guru…
Selamat jalan.
Selamat Jalan.
Do’akan kami agar bisa bersanding kembali denganmu.
Dalam cinta dan rindu yang sama dan takkan pernah ada
habisnya.
Selamat Jalan, Guru. Selamat Berdamai, Ayah.
Kami mencintaimu tanpa henti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar