melihat Wajahmu
adalah kehampaan yang melumut
sepi tak beranjak..
aroma tubuhmu yang menunggal gigil angin
masih terasa menyedap
diujung perempatan jalan rumahmu
keretap kereta
lalu lalang debu..
adalah saksi bisu dipelaminan senjamu yang berkabung..
januari menjadi asing setelah september abu-abu menyorakkan laksa
melihat wajahmu
adalah kehampaan yang melumut
rinai abad yang jauh tertinggal hujan ditanggal
sejak itu....
segalanya menjadi kabut yang berkabung dipelaminan senjamu
hingga,,,
selepas kau pergi..
diujung perempatan jalan rumahmu
aku hanya melihat replika wajahmu memburam
dan aroma tubuhmu yang menunggal gigil angin
namun...sepi tetap tak beranjak pergi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar