“Kamu masih mencarinya?”
“Siapa?”
“Pencuri rusukmu.”
“Oh… Tidak.”
“Jadi?”
“Aku selesai.”
“Kamu berhenti mencari?”
“Aku menunggu saja. Menunggu ia tiba. Menantikan ia datang dengan
semangat perubahan. Aku tak pasif tentu saja. Hanya menyadari. Awal dari
segala hal adalah doa. Tombaknya usaha. Kulepaskan ia dalam perbaikan
menuju cinta-Nya.”
“Kenapa?”
“Ibarat mobil, aku membiarkan kemudi di tangan yang tepat. Aku tak bisa
memaksakan siapa pun harus segera menjalankannya. Ia mestilah punya
keinginan untuk menjalankannya. Ia pun mestilah memiliki syarat yang
cukup untuk menjadi sopir yang baik. Minimal dia lulus uji. Punya SIM.
Fokus ke depan. Bukan melulu ke masa lalu yang bisa ia lihat sesekali
lewat kaca spion..”
“Hmm… Sudahkah kamu temukan yang seperti itu?”
“Kita seringkali jatuh hati pada orang-orang yang senantiasa berbuat
kebaikan. Semoga jika pun aku nanti jatuh hati, dia kelak akan menjadi
pengemudi yang baik, yang bisa menjagaku dan keluarga kami kelak dari
api neraka, yang tak sekadar selamat di perjalanan menuju terminal, tapi
juga hingga kelak ke tempat paling abadi.”
“Aamiin… Dan semoga orang itu aku..”
“Kamu?”
“Kamu tahu itu…”
Copast Shine of Rain :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar