Senin, 12 Agustus 2013

Atas Nama Hati, Maafkan Aku


#Aku: Rindu ini untuk siapa?
Kepala: Itu bukan bagianku untuk menjawab.
#Aku: Baiklah. Lalu, cinta ini untuk siapa?
Kepala: Itu juga bukan bagianku untuk menjawab.
#Aku: Ah. Mengapa?
Kepala: Karena urusanku adalah urusan pemikiran. Urusan logika. Sementara urusan perasaan adalah urusan hati. Tanyalah pada si bodoh itu.
#Aku: Bodoh?
Kepala: Benar. Dia memang bodoh, bukan? Selain bodoh, dia juga seorang pembangkang.
#Aku: Bagaimana bisa?
Kepala: Begini. Berapa kali dia sudah kunasehati agar berhenti bekerja ketika kau dilukai, tapi dia terus saja melakukannya? Berapa kali?
#Aku: Berkali-kali! Tapi bukankah itu tugasnya?
Kepala: Ah, sama saja kau dengan dia. Susah diberitahu yang benar!
#Aku: Aku tahu. Tapi aku tak berdaya. Lalu, mengapa kau sebut dia bodoh?
Kepala: Karena dia mempermalukan dirinya sendiri. Bukan hanya itu, dia juga membuatmu dan membuatku terlihat sama bodohnya dengan dia.
#Aku: Atas nama hati, maafkan aku.
Kepala: Buat apa kau meminta maaf atas namanya? Lagipula, ini bukan salahmu!
#Aku: Jadi aku harus bagaimana?
Kepala: Berhenti menjadi pencinta yang bodoh.
#Aku: Tapi kata orang, kalau tidak bodoh itu bukan cinta?
Kepala: Itu kan cintanya orang-orang bodoh...
#Aku: Atau kau yang terlalu pandai untuk kami berdua - aku dan hati?
Kepala: Aku bukannya pandai, tapi aku mencintai kalian. Aku ada di saat kalian butuh juru selamat.
#Aku: Bagaimana jika kami sendiri yang tidak ingin diselamatkan?
Kepala: Nah! Apa kataku tadi? Kalian berdua memang bodoh!
#Aku: Kami tidak bodoh! Kami hanya tidak ingin diselamatkan!
Kepala: Kalau begitu, jangan hiraukan aku lagi. Berhenti bertanya dan berbicara denganku.
#Aku: Kau marah?
Kepala: Tidak, aku bukannya marah. Aku putus asa.
#Aku: Jadi, apakah aku harus membunuh hati?
Kepala: JANGAN! Karena tanpanya, kau tak memerlukanku...
#Aku: Hubungan yang sulit...
Kepala: Aku tahu, aku tahu.
#Aku: Bagaimanapun, terima kasih, kepala. Karena kau tidak pernah bosan untuk menegur kami.
Kepala: Terima kasih, aku. Karena ada kalanya kau masih ingin mendengarkanku.
#Aku: Kita teman kan?
Kepala: Bukan. Kita sahabat. Dan aku sahabatmu yang paling jujur.
#Aku: Ah.
Kepala: Aku ada bahkan ketika kau merasa terganggu dengan kehadiranku.
#Aku: Ah.
Kepala: Maafkan aku.
#Aku: Tak ada yang perlu dimaafkan.
Kepala: Ada.
#Aku: Apa?
Kepala: Kerasionalitasanku.
#Aku: Itu hal yang buruk?
Kepala: Menurutmu sendiri bagaimana?

#Aku: sudahlah.. kita sama ingin tenang, bukan ?

Minggu, 11 Agustus 2013

Sederhana :)

 Bila kelak dibolehkan tua dan kriput, aku mau seperti ini denganmu. Seseorang yang Tuhan berikan untuk melengkapiku. J


“Bagian dari satu khayalan dalam otak yang berebut keluar lewat do’a dengan segera, sampai-sampai aku harus menuliskannya dan membacakannya kelak padamu, tepat di saat bulan penuh, dan kita akan memandanginya lewat jendela dengan segelas kopi pahit kesukaanmu, kita tertawa lalu menangis dalam bahagia yang sempurna. Melihat masa lalu, sambil bergumam “Tuhan maha Indah, sayang”. Cukup.”
Dan mari kembali dengarkan aku baik-baik
Saat nanti turun hujan, dan kamu tak disini aku akan menuliskan sajak begini.

“Dancing slowly in an empty room, can the lonely take the place of you ?
I sing myself a quiet luliaby
Let you go and let the lonely in to take my heart again.
Broken pieces of a barely breathing story
Where there once was love…
Now, there’s only me and the lonely”
(Thebahagia’stumblr)

Karna aku akan rindu, kamu harus tau itu.
Masa dimana kita masih muda, dalam kenang yang dalam dan indah.
Satu kali dalam hidup, untuk cinta yang selalu diperbaharui hari demi hari, hanya untukku.


Sederhana. 

Sabtu, 10 Agustus 2013

Tidurlah ...

Tidur, Rebahkan tubuhmu.

Tidur, Redamlah amarahmu.

Menyusuri relung kota, memerah tenaga,
Melambungkan asa, sebuah masa depan cerah.
Kenyataan tak selalu sama dengan harapan.
Suka dan luka setia menyapamu, bergantian.
Terkadang memberi bibir berhiaskan senyuman.
Kadang memberi hatimu merah meradang.

Tidur,
Syukuri senangmu, rayakan pedihmu.
Dua hal yang menjadi permata hidupmu.
Memberi arti pada setiap detail harimu.

Esok, gantungkan lagi asa, setinggi kau bias.
Seperti aku, mengamini untuk hal yang sama.

 kita  :)


#Thebahagias :)


Jumat, 09 Agustus 2013

Aku Kuat dengan caraku :)

 Aku akan menuliskannya begini, saat mata tak mampu lagi menatap cermin didepan, samping dan belakang, aku bahkan merasa amat takut dengan bayangan. Yang aku tau, aku masih boleh berharap sekalipun sisa do’a ini aku habiskan sendirian. Terpuruk, terabaikan, atau sudahlah… mari dengarkan aku bercerita sebentar saja… aku janji.
Satu. Keyakinan terkuat bahwa Tuhan selalu bersama dengan perempuan baik J
            Ku tersadar hari ini, aku tersadar dan berlari menjauh.. Tetapi ada sesuatu yang menarikku kembali. Suara yg mengatakan alasan yang aku lupakan Yang ku tahu adalah bahwa kau tak dsini untuk berkata.. apa yang biasanya selalu kau katakan tetapi semua itu tertulis di langit malam ini.
Maka aku tak akan menyerah aku tak akan patah semangat, hidup berubah lebih cepat dari yang kita perkirakan dan aku akan menjadi lebih kuat , sekalipun semuanya tak sesuai rencana
tak jadi soal apapun kata orang, tak jadi soal betapapun lamanya.. percayalah pada dirimu sendiri,
dan ikutilah kata hatimu..

Tak ada alasan untuk menyerah. Jangan biarkan impianmu di rampas orang.
Libatkan kekuatan Tuhan.. dan beradalah dalam kepasrahan yang sempurna.... karena kau sudah berikan usaha yang terbaik, sikap yang terbaik, kata-kata terbaik, dan doa yang terbaik.

Dan, selesai… aku punya Tuhan pada intinya.
Yang tak buta, tak tuli, tak bodoh.
Ia yang jadi tumpuan dari banyak beban hidupku, yang jadi teman untuk menjali cerita selanjutnya, aku tak boleh cengeng, tak boleh menyerah, tak boleh tak boleh, Titik.
Dan percayalah, Cinta Tuhan takkan pernah menyesatkan J
Aku mencintaiMu, tanpa pamrih dan tanpa Beban.




Sabtu, 03 Agustus 2013

Nggak ada kepastian buat apapun :)

“Dalam hidup Nggak ada jaminan putus bahagia, Nggak ada kepastian buat apapun.
Setiap orang bisa terlempar jauh dari kotak rasa nyamannya, secara tiba-tiba.”
                Kita memang hidup dalam sekat-sekat, pemetakan, pelabelan, dan saat label dicabut, kita bukan siapa-siapa lagi. Tuhan nggak pernah buru-buru,, Ia selalu tepat waktu. Itu saja, jadi obat penenang di saat tak ditemukan di apotek manapun obat berbentuk kapsul, bubuk atau semacamnya sebagai obat penenang paling ampuh. Believe it.
Sekarangpun, saat kita merasa Nggak ada harapan untuk terus berharap dalam hal sama seperti yang lalu, toh pada akhirnya harus mengelus dada sendiri, mengingat betapa yang namanya “kenyataan” Nggak bisa kita terima dengan senang hati. Tapi dalam hidup juga nggak ada jaminan untuk terus bahagia, perlu ingat itu.
                Kita ada dalam jaring-jaring yang namanya “Taqdir” Tuhan, bagaimanapun mau menolak, kita harus tetap melaluinya dengan satu demi satu, nggak mungkin langsung lompat pada bagian dimana kita merasa lebih nyaman dengan jalan lain. Sekalipun kita merasa dengan jatuh cinta kita utuh sebagai diri-sendiri. Ngomongin cinta dan paket bahagia plus sakit hati, nggak di jual terpisah.
Atas hal-hal yang nggak mampu di terima akal, kita memang harus menggunakan hati sekali-kali, untuk mengerti, untuk menerima jatah yang barangkali terasa seperti tamparan keras berkali-kali, atau tak jarang selayak hantu, dan merasa baru saja bangun dari mimpi paling buruk sepanjang malam. Ini yang sering disebut “sakit hati”. Dan saat begini, yang dibutuhkan adalah tertawa lepas, membuang jauh-jauh masalah sebesar apapun. Dan segera menyadari Tuhan kita lebih besar, walaupun sulit masih menerima. Ikhlas itu berat, tapi wajib. Katanya J selain ketabahan, apalagi yang mampu diajarkan kehilangan? Kurasa menghargai kehadiran lebih awal. Absurd lagi-lagi. Setidaknya dengan mencintainya kita belajar kesabaran.
Perlu kita tau, saat kita merasa nggak ada lagi harapan, kita seperti mambanting pintu di depan Tuhan. Tak jarang nyaris kita di buat gila, ah.. betapa kekuatan cinta amat berpengaruh pada kesehatan jiwa.