Selasa, 17 Februari 2015

Sabar itu cantik (?)

Orang-Orang menuliskannya begini :)Kenapa Sabar itu Cantik ?Awal kata ini muncul berbicara didalam hati ketika aku hendak marah, entah ide darimana kata-kata itu cukup ampuh merayuku untuk menghela nafas panjang dari kondisi yang hampir merenggut keanggunannya.

“Sabar itu Cantik hilyaa ! gak perlu marah mukanya nanti jadi jelek “ itulah bahasa malaikat pendamaiku disanubari ini. Tercetus selalu keluar ketika ada hal-hal didepanku yang tidak sejalan dengan pikiranku. Entah jika memang sudah ada duluan orang lain yang menyebutnya di blog atau di google. Aku sendiri tidak mencari dan membaca disana sebelumnya.

 Bagiku kalimat ini "Sabar itu cantik" selalu jadi kalimat pengingatku dan membuat aku malu ketika membacanya, apalagi sampai melanggarnya didepan umum.  Gak mudah buat menahan dan menarik kembali energi yang ingin tumpah untuk marah dan beritahu orang untuk bilang “gak suka begitu”, “kenapa begini”, “jangan begitu”.Salah satunya hawa nafsu ingin meluapkan kata-kata lewat kemarahan. Dengan kondisi-kondisi yang tak terduga, menarik beberapa urat dimuka, tangan , kaki dan hampir keseluruhan raga ini. Jika ditahan tentu akan mengeluarkan air mata khususnya wanita.Pernah denger hafalan anak TK yang bunyinya gini“Laa Taghdob walakaljannah” artinya Jangan marah maka bagimu surga”.Salah satu yang terberat menjaga agar si putih tetap putih walaupun berada di sekeliling hitam,abu-abu dan warna lainnya. Istiqomah menjadi orang baik itu subhanallah susahnya. Namun selalu ada jalan bukan buat orang-orang yang beniat baik.

Aku juga pernah baca kata-kata pak Mario teguh,“…marahlah dengan anggun”makna yang indah menurut aku. Pandanganku, kita boleh saja marah dengan keadaan dan kondisi orang sekitar yang berhasil membuat kita menghela nafas, namun sampaikanlah apa yang ingin disampaikan dengan cara yang anggun. Marah boleh, namun marah-marah tidak perlu apalagi sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh kaum terpelajar/terdidik, para penguasa/bermartabat, berilmu/beragama, wanita khususnya. Terlalu menghabiskan energi untuk merenggut keanggunan seorang wanita menurutku, yang terbayang olehku adalah sosok wanita yang marah-marah itu mukanya jelek, bibirnya miring sana-sini, matanya mau keluar, nafasnya terengah-engah dan haduh gak kebayang jeleknya.Meski tau sebenar-benarnya itu sangat berat, perlu pembelajaran dan latihan diwaktu-waktu yang tak terduga bahkan mungkin setiap hari. Selalu ada keinginan untuk memperbaiki diri dan bertaubat sama Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Namun bukan berarti khilaf dijadikan sandaran alasan ketika lupa untuk bersabar lebih. 

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah Sabar dan Solat sebagai Penolongmu, Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”. QS : Al-Baqarah 153Rabbi mohon diberi kemampuan pada kami untuk bisa membaca situasi dari sudut pandang manapun yang berbeda, agar semua kesenjangan antara harapan dengan kenyataan itu menjadikan pikiran kami seluas samudera. Bersemangat untuk belajar lagi sabar, karena sabar itu buat kita (wanita) makin terlihat cantik. Sabar itu cantik, dan Cantik itu aku :)

Rabu, 11 Februari 2015

Ya, Tuan :)

Dan saat yang kamu katakan begini ?

"Perjalanan agaknya masih panjang, Nona. Mau berangkat tua bersamaku? Tak ada yang bilang segalanya akan mudah, tapi bila denganmu kuyakin hidup akan lebih indah.

Kita bisa habisi hari dengan cakap ringan dan bekal seadanya. Kita gapai masa depan dengan tawa yang kekal dan langkah yang pasti.

Ya, aku memang belum bisa menjanjikanmu apa-apa. Tapi kebahagiaanmu, kalau kau mau tahu, adalah yang utama dari sekian prioritasku.
Sebab cinta adalah kata kerja, Nona, bukan kata sifat, apalagi cuma pemanis. Cinta adalah perbuatan, kan? Bukan sekadar ucapan dan janji-janji manis. Mau membuktikannya bersamaku?

UntukMu, Yang maha Segalanya

I was so far from You, yet to me You are always so close.I wondered lost in the dark…
Telah berkali-kali aku pergi jauh, merentang jarak seluas-luasnya. Bermain serapih mungkin agar kelihatan seolah-olah aku lupa, padahal memang sengaja. Pergi sejauh mungkin hingga akhirnya tersesat sendiri. Hilang arah. Tak sadar bahwa aku memang tak mahir membaca peta.
I closed my eyes toward the signs You put in my way. I walked everyday further and further away from You…
Kau membantuku setiap saat, tapi aku tak pernah (ingin) peduli. Aku jadi jarang mengaji. Mataku tak lagi kuat menghafal ayat. Bahkan tak jarang kutinggalkan shalat hanya demi sibukku yang nyatanya semu. Aku leburkan diriku dalam kesesatan yang sungguh nyata. Kian hari aku kian menutup mata dariMu, hingga kesesatanku semakin jauh.
I never thought about all the things You have given to me.I never thanked You once…I was too proud to see the truth, and prostrate to You.
Aku selalu dapatkan segala yang kubutuhkan. Kuterima semua kesempatan terbaik untuk hidupku tanpa perlu bersusah payah. Aku ingin ke sana ke mari, lalu kutemukan jalan tanpa hambatan. Aku ingin ini itu, lalu berbagai kemudahan berebut menghampiriku. Sekali waktu aku terluka, seribu orang bergegas datang, mengulurkan tangan tanpa harus kuminta. Aku semakin bangga dengan ke-aku-anku. Seringkali, rasa sombong itu datang. Aku merasa hebat. Hidup terasa mudah. Aku memiliki segalanya, tapi aku tak jua berterima kasih. Aku, si kufur nikmat paling hebat.
Until I took the first step, and that’s when You opened the doors for me.Now, Allah, I realized what I was missing by being far from You.
Tapi semakin hari justru aku merasa semakin tidak bahagia. Aku merasa kosong; kehampaan yang ganjil. Aku mulai berpikir untuk berbalik badan, berputar arah. Menapak kembali jalan yang sempat kulalui dengan penuh kesombongan. Sebaik-baik tempat adalah kembali, Nak, maka jika kau telah pergi terlalu jauh namun segalanya kian terasa kosong, kembalilah… Pulanglah tanpa keraguan. Nasihat seorang guru yang kurasa telah kulupakan, tiba-tiba kembali berputar dalam pikiran. Aku kembali pulang, Allah. Sepanjang jalan aku berpikir panjang. Tiba-tiba aku merasa malu kepadaMu. Aku telah pergi begitu jauh, tapi Kau tetap erat mendekap. Aku telah melupakanMu dengan kurang ajar, Kau tetap sayangi aku hingga ke akar.
Allah, I wanna thank You.I wanna thank You for all the things that You have done…You’ve done for me through all my years I’ve been lost.You guided me from all the ways that were wrongand did You give me hope…
Allah, terima kasih… Terima kasih untuk segala jalan yang Kautunjukkan. Terima kasih untuk semua kemudahan yang Kautitipkan. Terima kasih untuk setiap bentuk perlindungan yang Kauberikan. Terima kasih untuk penjagaanMu yang tak pernah putus. Terima kasih untuk semua yang telah dan yang akan. Terima kasih untuk semuanya, Allah; untuk segalanya.
Terima kasih untuk segala yang istimewa, juga yang sederhana. Terima kasih sebab Kau lindungi aku dari berbagai jenis luka; dari setiap ingin yang tak perlu, dari segala angan yang sia-sia. Terima kasih karena Kau tak pernah tinggalkan aku sendirian, kau pertemukan aku dengan orang-orang yang sungguh baik. Kaupeluk aku dari jauh, Kausayangi aku dengan berbagai cara; melalui semua pertolongan dan tiap-tiap kebaikan dari mereka yang tak pernah kusangka-sangka.
Terima kasih juga sebab Kau telah menjaga shalat-shalatku. Kautahu bahwa adzan saja kadang tak mempan bagiku, lalu Kau selalu berikan aku rasa kebelet pipis yang maha dahsyat di tiap-tiap waktu shalat, sehingga mau tak mau, suka tak suka, aku harus berjalan ke toilet. Setan masih mengganggu, tentu saja, berbisik bahwa aku tak usah shalat, bahwa betapa kesibukanku itu jauh lebih penting, dan betapa Kau begitu pemaaf, misalnya. Tapi seolah Kauberikan pula setelahnya sebuah tekad yang kuat dalam pikiranku: jangan sampai setan tersenyum puas karena keinginannya kupenuhi. Terima kasih, Allah…terima kasih untuk semua dan segala.
Terima kasih juga untuk segala tebakan yang seringkali benar; untuk segala yang tiba-tiba hadir di kepala, untuk berbagai firasat yang memudahkanku melewati segalanya. Terima kasih untuk semua yang selalu.

I wanna thank You for bringing me home…
Surat ini untukmu, Allah. Terima kasih telah menuntunku pulang. Semoga terus Kaudekap aku erat dalam kasih sayangMu.
Aku mencintaiMu, Allah. Aku mencintaiMu, sungguh.

Minggu, 08 Februari 2015

Bu...

Jadi bu, Biarkan aku jatuh cinta padanya.
Lelaki yang kusebut sebagai pengganti ayah ketika beliau sedang tak berada dirumah. 

Dengannya Aku tenang, Bu :)