Jumat, 22 April 2011

Gerimis musim semi

Bulan april adalah musim sepi dihatiku 
bau sejarah dilorong luas yang tertutup rapi bagai bau melati yang di terpa sepoi bayu
hari guguran daun-daun kemarau menyaksikan perasaanku dan gamang ini tak bisa kusimpan terlalu rapat dalam diam berkepanjangan .
namaku HIELYA aku begitu yakin bahwa Tuhan akan menyayangiku seperti pagi ini ,yang kulihat gerombolan burung-burung pipit menyapaku meski jerat kegamangan memukul paksa rasa yang ada.
sejujurnya aku tak tau apa yang perlu aku tulis pagi ini untuk mereka,tapi saat ini dadaku terlalu sesak untuk sekedar berkata-kata .
entahah harus bagaimana  aku harus menyikapi hidup ini? terlalu penat sudah untuk slalu menangis,terlalu penat untuk berpikir tentang hidup yang Absurd !!!
aku merindukan jutaan kupu-kupu menyelimuti tubuhku apakah mereka tau ? sekian ini aku tak pernah menyesali keberadaan ku dan tentang keluargaku,tentang kecewa ataupun luka,tentang kemelaratan hidup,tentang kekalahanku atau bahkan tentang kisahku yang slalu saja berkabung,yang sangat kusesali justru aku tak cukup mampu membuat tegar air mataku dihadapan tuhan dan aku sadari,aku hanya seperti  serpihan kaca yang begitu saj tiada guna lagi hanya  mungkin akan membuat tangan berdarah karnanya.
atau seperti seulas tali tapi tak bisa dijadikan pengikat. 
tapi aku masih bisa tersenyum karna pagi ini  aku bisa menulis kisah dipematang sawah untuk kubagi bersama mereka .walaupun terkadang ragu menyergapku. adakah mereka mau mengerti aku ?
Tuhan ada banyak kepedihan yang tak bisa kubahasakan,terlalu nyeri atas rasa takut yang mencekam begitu saja,aku butuh seorang teman untuk mengantarku pulang ketika aku tersesat dan aku butuh teman untuk memapahku,ketikaaku terjatuh ,aku butuh teman untuk menyemangatiku ketika aku rapuh,aku butuh teman untuk membagi semua kisahku,aku butuh teman yanng mau menjadi sandaranku ketika air mata ini benar-benar tak bisa bersahabat dan atas nama cintanya aku tulis kisah ini untuk mereka,karna kau tau aku butuh mereka untuk semua itu.
desir darah masih terus mengalir tak pernah putus jelmakan mimpi dan cinta terus mengaliri luka dirahim pekat kegelisahan ini yang tak berujung.sempat kuberpikir mereka akan menyuguhkan tarian rumi untuk menghiburku  walau aku tak begitu yakin aku bisa semabuk dulu.maka untukku ini adalah sebuah akhir musin yang menyedihkan dan epilog musim semi ini tak mampu menghadirkan masa lalu,aku merindukan mereka,mereka yang kuanggap bisa menjadi teman sejatiku.
Ehm... Tuhan diseluruh sendi-sendi tubuhku takkan pernah tau  tentang segala hal tentangku.karna sudah kucukapkan aku saja yang merasakan perasaan bisu,takku pikir cintaku tergilas waktu dan sembilu.
aku ingin terlepas dari semua ini,tolong aku papah keluar dari ruang kekosongan ini,betapa aku saja yang paham tentang sajak yang terpatri menjalani nuraniku,retakkan doa disujud kehambaanku. pada mereka kan kubagi rasa ini hingga tak ada lagi sisa embun keresahan walau setitik. 

aku ingin menikmati senja musim semi dan gerimis bersama  mereka agar sejarah merah tentang rabiah al-adawiyah kembali kuingat yang sehabis deras ,kering dan begitu selanjutnya yang bertabur jenggah dibibirku,lewat rindu yang patah diubun-ubun senja atau tentang cinta sebenarnya tak seharusnya ada.
segelut resah yang ngilukan dada telah membuat semua kisah ku selalu gerhana, aku sendiri tak cukup tau kapan semua lara ini berlalu ?jika kau ataupunmereka punya peta tolong pinjamkan aku,aku ingin sekali segera pulang mencari rumah Tuhan.agar hidupku tak lagi sia-sia dan akan kumerdekakan rasa yang ada meski nanti harus kunikmati sendiri kemerdekaan cinta.
Tuhan....kurasa terlalu banyak sudah aku berkata,berbahasa yang mungkin membuatmu sedikit jenuh untuk slalu mendengarkan kisahku yang slalu tentang itu-itu saja,dan sekarang aku benar-benar sedikit lega.
aku ingin menangis dipangkuan teman yang masih terus menjadi teman meski kecewa,terima kasih Tuhan aku telah lega serasa baru keluar dari ruang pengap yang saat ini masih menyisa air mata.aku akan membuat puisi dari prolog musim yang tiba-tiba sekali ingin aku hadiahkan untukMu dan mereka.

Tuhan sesepi musim semi aku berharap gerimis dipucuk-pucuk pagi yang basah dan kini itu benar-benar kau hadirkan untukku.gerimis yang kurindu semusim tiba.akupun merasa menjadi perempuan dibawah gerimis pagi yang masih merontah-rontah bersama mereka untuk berkarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar