Jumat, 21 Februari 2014

Saat Kota kami Berduka :'(



Selamat Jalan Guru…
Dalam Rindu yang tersemai Indah tawadu’mu
Dalam Cinta yang turut berkabung saat segala penjuru mengumandangkan namamu.
Ada sakit. Menyesak. Lalu meruang.
Aku limpung. Hanya bersimpuh saat otot tak lagi menegang seperti biasanya.
Dimana Hari ini tiba-tiba Isak tanpa suara menjadi “intrumen” paling memilukan dikotaku. Kota kami.
Selamat Jalan guru..
Tak banyak yang dapat kami persembahkan untuk mengantarkan Kepulangan abadimu.
Selain Do’a dan air mata yang mengucur bagai hujan bermusim-musim tanpa jeda.
Selamat jalan, Guru. Selamat Bahagia..
Kami mencintaimu, tapi Tuhan lebih mencintai hingga Ia ingin segera bertemu denganmu.
Selamat jalan, Guru..
Selamat Jalan, Ayah.
Selamat Jalan, Pahlawan..
Selamat Jalan. Kyai…

Damailah. Tenanglah. Guru..
Sebab Tuhan telah janjikan tempat terbaik untukmu, Guru…
Selamat jalan.
Selamat Jalan.
Do’akan kami agar bisa bersanding kembali denganmu.
Dalam cinta dan rindu yang sama dan takkan pernah ada habisnya.

Selamat Jalan, Guru. Selamat Berdamai, Ayah.
Kami mencintaimu tanpa henti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar