Senin, 14 November 2011

rintik hujan musim kemarau

Rintik hujan musim kemarau

Rintik hujan kemarau panjang
Menyekat gersang pori-pori
Lalu..
Tentang ikrar yang berdarah dipelaminan



“tidurlah sayang hari masih panjang
Biar kau damai dalam dekapan sejarah”

Begitu risalah masa lalu
Bisik engkau dalam kemarau panjang hatiku

Resah mencekam
Mengakhiri segala ruang ditubuhku
Kuharap bukan rintik saja tapi rinainya
Kan menjadi instrumen terindah
Dihidupku


Rintik hujann musim kemarau







my poem 7



negeriku
Nafas memburu bagai serdadu menyerbu
Bau messiu dann suara gempita rudal menderu
Selayak hidup siistana tanpa raja
Terombang semakin menjadi
Angin hanya sesekali menyapa
Panas…panas berteriak tanpa suara

Nafas memburu bagai serdadu menyerbu
Adakah dunia belas kasih ?
Pada negeriku yang kian tak menentu

Dan………………
sekejap saja negeriku menjadi abu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar